LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA REAKSI ASAM BASA (TITRASI ASAM BASA – STOIKIOMETRI)
REAKSI ASAM BASA (TITRASI
ASAM BASA – STOIKIOMETRI)
A. Tujuan Percobaan
1. Dapat memahami prinsip
titrasi asam basa
2. Dapat menenentukan
konsentrasi HCl
B. Data dan Perhitungan
Tabel 1.Hasil Titrasi
Asam Basa
Perhitungan volume
rata-rata NaOH
V
rata-rata Naoh = 𝑉1+𝑉2+𝑉3
=
6+5,7+5,8 3
=
5,83 ml
Penentuan konsentrasi HCL
V1 x N1 = V2 x N2
VNaOH x NNaOH = VHCL x NHCL
VNaOH x MNaOH x n = VHCL
x MHCL x n
5,83 x 0,1 x 1 = 5 x MHCL
x 1
MHCL = 0,1166 M
= 0,117 M
C. Pembahasan
Asam
didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung ion hidrogen. Basa adalah senyawa
yang mengandung ion hidroksida ketika bereaksi dengan air (Golberg, 2002). Asam
dan basa berada dalam kesetimbangan yang saling bergantung satu sama lain yang
disebut sistem berpasangan (Wang dkk, 2017). Dalam sejarahnya, hubungan massa
antar unsur dalam satu senyawa di pelajari pada stoikiometri senyawa. Sedangkan
hubungan massa antar zat dalam suatu reaksi dipelajari pada stoikiometri
reaksi. Stoikiometri diawali dengan penemuan tiga hukum dasar kimia. Hukum
tersebut adalah hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap dan hukum
kelipatan perbandingan. Sampai akhirnya ditemukan rumus kimia senyawa. Sehingga
perbandingan massa atom (Ar) dan perbandingan massa molekul (Mr) bisa
ditentukan untuk perhitungan dasar kimia (Hasrudin, 2012). Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan
konsentrasi zat didalam larutan. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan
tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya (Brady, 1988).
Titrasi
ada beragam jenisnya. Yakni stoikiometri asam basa, iodiometri, redoks,
permanganometri dan argentometri.
Percobaan ini membahas salah satunya, yakni titrasi stoikiometri asam
basa. Titrasi asam basa dikenal juga
dengan titrasi netralisir(penetralan). Prinsip dasar reaksi penetralan yaitu
reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang
berasal dari basa sehingga menghasilkan air yang bersifat netral. Syarat reaksi
yang harus dipenuhi dalam analisis trimetri yaitu reaksi harus berjalan sesuia
dengan suatu persamaan reaksi tertentu, harus ada perubahan yang terlihat,
harus ada indikator yang cocok dan reaksi harus berlangsung cepat, sehingga
titrasi dapat dilakukan dalam beberapa menit (Prenesti dkk, 2012). Titrasi asam
basa dibagi menjadi alkalimetri dan asidimetri. Titrasi asidimetri adalah
titrasi yang dilakukan terhadap titrat basa lemah oleh titran larutan baku
asam. Sedangkan titrasi alkalimetri adalah titrasi yang dilakukan terhadap
titrat asam lemah oleh titran larutan baku basa. Dalam percobaan ini HCl
berperan sebagai titrat yang dicari konsentrasinya. Sedangkan, NaOH berperan
sebagai titran yang sudah diketahui terlebih dahulu konsentrasinya. NaOH juga
termasuk dalam larutan baku basa dan HCl tergolong dalam larutan asam lemah.
Sehingga, percobaan ini termasuk dalam titrasi alkalimetri. Pada titrasi diperlukan adanya indikator
untuk bisa menentukan titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah titik
ketika indikator sudah berubah warna tanda titrasi harus dihentikan.
Dalam percobaan ini, indikator yang dipakai
adalah Phenolplatein (PP). Indikator PP memiliki rentang trayek pH 8,3 – 10,0
dan perubahahan warna dari bening – merah muda. Pemilihan PP sebagai indikator
karena PP berwarna bening ketika ditambahkan pada larutan asam titrat HCl.
Namun, berubah warna menjadi merah muda ketika bereaksi dengan larutan basa.
Sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan pengamatan percobaan. Dalam titrasi dikenal juga istilah titik
equivalen. Titik equivalen adalah titik ketika asam dan basa habis bereaksi.
Normal untuk basa kuat dan asam kuat adalah pada rentang pH 7. Namun, pada pada
kondisi reaksi yang melibatkan asam atau basa lemah. Titik equivalen akan
bergeser dekat dengan pH 7. Melalui
percobaan ini, kita bisa melakukan perhitungan titik equivalen. Hal yang perlu
diperhatikan adalah titik akhir titrasi yang ditandai perubahan warna indikator
PP. Apabila ada kesalahan dalam
pengamatan titik akhir titrasi akan
berpengaruh pada perhitungan titik equivalen. Maka dari itu indikator PP
berperan penting dalam percobaan ini. Dalam pelaksanaannya, untuk mencapai
titik akhir titrasi yang benar. Selama percobaan dilakukan penggoyangan larutan
titrat. Hal ini untuk memabantu reaksi yang terjadi. Penggoyangan diperlukan
untuk mengatasi perubahan warna indikator yang tidak tetap. Data yang diperlukan untuk perhitungan
konsentrasi HCl adalah volume dan konsentrasi. Titrasi dilakukan tiga kali. Hal
ini diperlukan untuk mendapatkan keakuratan data. Sehingga dalam
perhitungannya, perlu dicaribterlebih dahulu bolume rata- rata NaOH yang di
teteskan. Kemudian selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan
konsentrasi HCl dengan persamaan :
VNaOH x MNaOH x n = VHCL x MHCL x n
Maka
penting untuk mendata volume dengan benar. Mulai dari volume awal sampai volume
akhir. Sehingga dapat ditentukan jumlah volume yang akan digunakan dalam
perhitungan.
D. Kesimpulan
1.
Titrasi asam basa adalah reaksi yang melibatkan larutan asam dan basa untuk
menentukan konsentrasi salah satu larutan dengan memanfaatkan larutan
konsentrasi larutan yang lain. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi penetralan.
2.
Konsentrasi HCl dapat ditentukan melalui titrasi asam basa dengan NaOH. Melalui
titrasi asam basa ini, konsentrasi HCl sebesar 0,117 M.
E. Daftar Pustaka
Brady, J.E. 1998. Kimia Universitas Asas dan
Struktur edisi 5. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Golberg, D. 2002. Kimia
Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
Hasrudin, N. 2012.
Stoikiometri reaksi dan titrasi asam basa.
https://nhasrudin.wordpress.com./2012/05/03/stoikiometri-reaksi-dan-titrasi-asam-basa/amp/.
Diakses pada 12 oktober 2020.
Prenesti, dkk. 2012.
Acid-Base chemistry of white wine : Analytical characterisation and chemical
modeling. The Scientific Word Journal. 2012(247):1-7.
Wang, K., dkk. 2017. Acid
and base coexisted heterogenous catalysts supported on hypercrosslinked
polymers for one-pot cascade reaction. Journal of Catalysis, 348(8): 168-176.
Komentar
Posting Komentar