LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TITRASI REDOKS πΎπππ4
TITRASI REDOKS πΎπππ4
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan
kadar Fe dalam sampel
B. Data dan Perhitungan
V π»2πΆ2 π4 = 10 Ml
N π»2πΆ2
π4 = 0,1
N π΅πΈπΉπ = 56
C. Pembahasan
Titrasi adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi zat didalam larutan. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya (Brady, 1988). Titrasi ada beragam jenisnya. Yakni stoikiometri asam basa, iodiometri, redoks, permanganometri dan argentometri. Pada praktikum ini dilakukan percobaan titrasi redoks permanganometri. Reaksi redoks adalah reaksi yang mendapati reduksi dan oksidasi secara bersamaan. Pada reaksi redoks terdapat reduktor dan oksidator. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi. Yakni zat yang dapat memberikan electron kepada zat lain. Sedangkan oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Yakni zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan meelaktron elektron dari zat lain (Keenan, 1986).
Permanganometri sendiri adalah titrasi redoks yang menggunakan KMnO4 (oksidator kuat) sebagai titran. Kalium permanganate juga merupakan zat yang mudah terurai. Sehingga perlu di tempatkan di wadah gelap. Pada metode permanganometri, titrasi dilakukan tanpa menggunakan indikator, karena ion permanganat menghasilkan warna yang cukup jelas. Artinya, ion permanganat selain berperan sebagai oksidator, ion permanganat juga bertindak sebagai indikator yang dapat memberikan tanda kapan titrasi harus dihentikan. Permanganometri dapat digunakan untuk penentuan kadar bese, kalsium juga hidrogen peroksida. Pada penentuan bpad, bijih besi mula-mula dilarutkan (Khopkar, 2002). Kalium permanganate bukan larutan baku primer, maka larutan KMnO4 harus di standardisasi, antara lain dengan arsen (III), oksida (As2O3), dan Natrium Oksalat (N2C2O4).
Dalam percobaan ini, standarisasi KMnO4 dilakukan dengan penggunaan asam oksalat (H2C2O4). Tahap standarisasi KMnO4 merupakan tahap awal. Lewat standarisasi, didapat data volume KMnO4. Data tersebut digunakan untuk menentukan konsentrasi dari KMnO4 yg akan digunakan untuk menentukan kadar Fe dalam sampel. Dalam percobaan ini dilakukan titrasi sebanyak tiga kali. Sehingga didapat tiga data volume. Dalam tahap ini diperlukan penambahan asam sulfat pada titrat. Fungsi penambahan asam sulfat adalah untuk memberikan suasana asam. hal ini dilakukan karena titik akhir titrasi lebih mudah diamati bila reaksi dilakukan dalam suasana asam dan reaksi π»2 ππ4tersebut tidak menghasilkan produk dan tidak bereaksi dengan titran. Pada suasana asam zat ini akan mengalami reduksi menghasilkan ion Mn2+ yang tidak berwarna sedangkan
Apabila reaksi dilakukan dalam suasana pada pH netral atau sedikit
basa maka akan terbentuk padatan Mnπ2 yang berwarna coklat
yang dapat mengganggu dalam penentuan titik akhir titrasi. Sebelum dilakukan
standarisasi asam oksalat dipanaskan pada suhu 70-80°C fungsi pemanasan adalah
untuk mempercepat reaksi antara KMnO4 dengan asam oksalat karena pada suhu
kamar reaksi antara keduanya cenderung lambat sehingga akan sulit untuk
menentukan titik akhir reaksi. Perlu diperhatikan agar suhu tidak berlebihan.
Sebab dapat terjadi penguapan asam oksalat yang akan berpengaruh pada kesalahan
perhitungan volume (Putra dan Sugiarso, 2016).
Pada standarisasi KMnO4 tersebut terjadi reaksi sebagai berikut
:
Red : Mnπ4 − +
8π»+
+ 5π− → ππ2+ + 4π»2π x 2
Oks : πΆ2π4
2− → 2πΆπ2
+ 2π− x 5
2 Mnπ4 − + 5πΆ2π4
2− + 16π»+ → 2ππ2+ + 10πΆπ2
+ 8π»2π
Standarisasi KMnO4 dilakukan dengan persamaan
:
π πΎπππ4
= π π»2πΆ2π4.π
π»2πΆ2π4
π
πΎπππ4
Berdasarkan
perhitungan tersebut dijumpai N πΎπππ4
sebesar 0,15 N Tahap selanjutnya adalah penentuan kadar Fe. Dalam praktikum ini
sampel yang digunakan adalah πΉπππ4.
Sampel dalam bentuk padat dijadikan larutan dengan menambahkan asam sulfat dan π»3ππ4.
Fungsinya untuk mencegah terjadinya hidrolisis dan memberi suasana asam.
Kemudian penambahan π»3ππ4 berfungsi untuk mengikat πΉπ3+
yang berwarna kuning sampai ccoklat kompleks yg tidak berwarna [Fe(Hππ4)]+.
Tujuannya agar titik akhir titrasi mudah diamati. Titik akhir titrasi ditandai
dengan adanya perubahan warna larutan menjadi merah muda. Dalam tahap ini
reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Red : Mnπ4 − + 8π»+ + 5π− → ππ2+ + 4π»2π x 1
Oks : πΉπ2+ → πΉπ3++ π− x 5
Mnπ4 − + 5πΉπ2+ + 8π»+ → 2ππ2+ + 5πΉπ3+
+ 4π»2π
Dari reaksi tersebut dilakukan perhitungan
sehingga kadar Fe yang ditemukan sebesar 16,8%
D. Kesimpulan
Kadar Fe dalam
sampel dapat ditentukan melalui percobaan titrasi redoks πΎπππ4.
Percobaan tersebut dilakukan lewat beberapa tahap yakni standarisasi kemudian
perhitungan kadar Fe. Sehingga ditemukan bahwa kadar Fe dalam sampel percobaan
tersebut sebesar 16,8%
E. Daftar Pustaka
Brady, J.E. 1998. Kimia
Universitas Asas dan Struktur edisi 5. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Keenan, W. C. 1986. Ilmu Kimia
Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta
Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia
Analitik. Universitas Indonesia : Jakarta
Putra, F. A. dan Sugiarso, R. D.
2016. Perbandingan Metode Analisis Permanganometri dan Serimetri dalam
Penentuan Kadar Besi(II). Jurnal Sains dan Seni ITS, 5(1): 10-13
Komentar
Posting Komentar